Dilarang meng-copas! Tolong hargai karya milik orang lain!Jika ingin copas cantumkan alamat blog ane!!!!
Vivin cewek teguh pendirian dan baik hati tampaknya mulai jenuh menunggu sahabatnya yang bernama Ami. Rencananya mereka akan pergi ke tempat les bareng berhubung Ami baru pertama kali les dan belum tahu tempat lesnya. Sudah sekitar satu jam Vivin menunggu Ami namun Ami tak kunjung datang juga. Padahal cuacanya sangat panas namun itu takkan membuat Vivin untuk meninggalkan Ami. Ia tetap menunggu dan untungnya Vivin menunggu Ami di bawah pohon yang daunnya sangat rindang jadi Vivin tidak merasa kepanasan.
Tampak dari kejauhan Vivin melihat sekelompok geng motor yang berjalan ke arahnya.
"Eh, ngapain loe disini ? Ini tempat nongkrong kita tahu !" kata ketua kelompok geng motor itu.
"Oh, gitu ya bang. Maaf deh bang." kata Vivin ramah.
"Maaf ! Maaf! Enak aja loe bilang maaf. Serahin kalung dan cicin yang loe pakai tu!" kata ketua geng motor itu lagi (sambil membentak).
Vivin bingung dan ketakutan, ia harus menyerahkan kalung itu apa gag. Kalung itu peninggalan dari Alm. Neneknya. Jika Vivin menyerahkan kalung itu pasti Alm. Neneknya sedih banget. Lalu Vivin pun menghidupkan motornya dan langsung tancap gas bergegas kabur. Geng motor itu kaget dan segera mengejar Vivin. Vivin ketakutan, tak terasa kecepatan motornya mencapai 120 km/jam namun Geng motor itu tetap bisa mengejar Vivin. Vivin tak sadar ada mobil di depannya, saat ia sadar ia terkejut dan langsung ngerem mendadak. Motornya berputar dan ia pun terpental menggelinding di aspal jalan tersebut.
Si pengendara mobil terkejut dan langsung menolong Vivin dan membawa Vivin ke Rumah Sakit sementara geng motor tersebut kabur melarikan diri.
Pihak rumah sakit pun berusaha menghubungi orang tua Vivin. Orang tua Vivin terkejut mendengar berita tersebut dan buru-buru ke rumah sakit untuk melihat keadaan anaknya. Vivin mengalami perdarahan di kepalanya sehingga dia kehilangan banyak darah dan beberapa luka di tangan dan kakinya. Syukur Vivin dapat terselamatkan dan bisa melewati masa kritisnya.
Kini ia sudah di pindahkan dari ruang UGD ke ruang rawat inap. Vivin termenung dan bergumam, "mengapa bisa terjadi seperti ini? aku gag mau lama-lama di rumah sakit."
Tiba-tiba Vivin dikejutkan dengan kehadiran teman-teman dan wali kelasnya. Teman-teman Vivin datang untuk menjenguk Vivin.
"Kenapa kamu bisa kecelakaan Vin ?" tanya Wali Kelas Vivin.
"Saya dikejar-kejar geng motor saat menunggu Ami bu." jawab Vivin.
"Menunggu ku untuk apa Vin?" Tanya Ami.
"Ya untuk berangkat les barenglah." Kata Vivin.
"Tapi kan kita gag ada janjian buat berangkat bareng. Lagipula aku kan udah bilang sama kamu kalau aku mau berangkat sama cowok ku, Dimas."
Vivin bingung dan terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Ami. Suasana menjadi hening. Semua yang berada di ruangan itu pun bingung.
Sebenarnya apa yang terjadi ? Mungkinkah Ami sengaja menjebak dan membuat Vivin celaka ?
"Tapi Dimas nyuruh aku berangkat bareng sama kamu cause dia gak bisa berangkat bareng kamu,dia mau nganter ibunya ke toko dulu. Ini aku masih nyimpen sms nya dia." kata Vivin kepada Ami (sambil memperlihatkan sms yang ada di hpnya.
Ami terkejut karena saat itu dia berangkat bareng Dimas. Apa mungkin Dimas sengaja menjebak Vivin ? tanya Ami dalam hati. Lalu Ami berkata, " Tapi Vin saat itu aku tetap berangkat bareng Dimas kok."
Vivin bingung, bola matanya melirik kesana kemari. Seketika semua orang yang ada dalam ruangan tersebut melihat kearah Dimas (kebetulan Dimas ikut menjenguk Vivin juga).
"Dim, kamu sengaja ngelakuin ini ke Vivin ? Bener Dim? Jawab !" kata Ami sambil membentak Dimas.
Dimas hanya terdiam. Bibirnya bergetar seakan ingin mengatakan sesuatu namun sulit untuk dikatakan.
"Dim, saran ibu lebih baik kamu mengaku saja dan jelaskan kepada kami mengapa kamu melakukan hal yang memalukan seperti ini." kata wali kelas Vivin kepada Dimas.
"Aku takut kalau Ami berngkat bareng sama Vivin. Aku gag mau Vivin melakukan hal yang tidak diinginkan kepada Ami" kata Dimas ketakutan.
"Maksud mu apa Dim? Aku gag sejahat itu Dim. Gag mungkin aku menyakiti sahabatku sendiri. Apalagi dia gag tahu masalah yang terjadi." kata Vivin keceplosan.
"Masalah apa Vin ? Kenapa kalian merahasiakannya dari ku ?" tanya Ami bingung.
Vivin bingung harus berkata apa. suasana menjadi semakin membingungkan. Vivin melihat kearah Dimas dan Dimas pun mengedipkan matanya seakan berkata "iya". Lalu Vivin mulai mengatakan sesuatu namun seakan tak bisa ia katakan. "Baiklah akan kuceritakan masalahnya sekarang." begitu katanya dan Vivin pun mulai bercerita.
"Sebenarnya seminggu sebelum Ami pacaran dengan Dimas aku sudah pacaran dengan Dimas. Namun tepat sore hari satu jam sebelum Ami jadian dengan Dimas, Dimas mutusin aku. Dia bilang kalau dia suka sama Ami. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi karena sebelumnya Ami pernah bilang sama aku kalau Ami juga suka suka dengan Dimas. Mengingat Ami itu sahabatku jadi aku relakan Dimas pacaran dengan Ami walaupun sebenarnya hatiku sakit banget. Tapi dalam hati kecil ku tak sedikit pun niat ku untuk merusak hungan Ami dengan Dimas. Apalagi menyakiti Ami. Aku bahagia jika sahabatku bahagia." kata Vivin yang tak terasa air matanya menetes.
"Jadi kamu ? kenapa kamu begitu Vin ? Kenapa kamu gag pernah cerita sama aku Vin? kata Ami sedih.
"Aku gag mau ngerusak hubungan mu dengan Dimas makanya aku gag cerita sama kamu Mi." kata Vivin.
Suasana yang membingungkan pun meenjadi mengharukan. Tiba-tiba Vivin mengalami sesak nafas. Semua bingung dan buru-buru memanggil dokter. Ami dan Dimas mendekati Vivin lalu Vivin memegang tangan Ami dan Dimas kemudian menyatukan tangan tersebut sembari berkata, "Aku ingin kalian selalu bersama. Kalian pasangan yang serasi. Aku rela semua yang ku miliki kamu miliki juga Mi karena semua ku lakukan untuk kamu sahabat." kata Vivin terbata-bata.
Sesampainya dokter di ruangan itu Vivin menghembuskan nafas terakhirnya. Nyawanya tak terselamatkan. Kedua orang tua Vivin tak bisa berucap kata-kata lagi. Suasana yang mengharukan menjadi tak terkendalikan dengan isak tangis semua orang yang berada dalam ruangan itu.
"Viviiiinnnnnn !!!!!! Looe gag boleh mati Vin. Loe gag boleh mati seperti ini." teriak Ami sambil menangis.
"Vin maafiin gue Vin !" kata Dimas seperti tak terima atas kematian Vivin.
Hari telah berlalu Vivin pun telah di makamkan. Semua merasa tak percaya Gadis secantik dan sepintar Vivin sangat cepat menghadap Yang Kuasa.
"Tante maafin Dimas tante. Vivin meninggal gara-gara Dimas. Dimas sangat menyesal tante." kata Dimas meminta maaf kepada ibu Vivin.
"Tidak apa-apa nak Dimas mungkin sudah jalan Vivin seperti ini." kata ibu Vivin lirih.
"Tapi tetap saja tante Vivin meninggal gara-gara Dimas. Coba saja waktu itu Dimas tak melakukan hal yang mengejikan seperti itu pasti Vivin masih disini bersama kita." kata Dimas sambil menabur bunga di makam Vivin.
"Sudahlah nak kita ikhlasankan saja kepergiannya." kata ibu Vivin tak kuasa menahan tangis
Setelah selesai menabur bunga mereka pun pergi meninggalkan makam Vivin.
Setelah bertahun-tahun kepergian Vivin mereka tetap tak bisa menerima kematian Vivin. Akhirnya Ami dan Dimas pun hidup bahagia sampai tua seperti yang diamanahkan oleh Vivin. Mereka berdua percaya Vivin pasti juga bahagia di alam baka.
No comments:
Post a Comment