Berikut Link Dropbox PKM-GT tersebut
pkmgt-dwipratiwi-tokohijau-lolosdikti
Denpasar, 27 April 2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT yang berjudul “Toko Hijau: Upaya Meningkatkan Kembali Nilai Livable City Kota Denpasar”.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT yang berjudul “Toko Hijau: Upaya Meningkatkan Kembali Nilai Livable City Kota Denpasar”.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT yang berjudul “Toko Hijau: Upaya Meningkatkan Kembali Nilai Livable City Kota Denpasar”.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT yang berjudul “Toko Hijau: Upaya Meningkatkan Kembali Nilai Livable City Kota Denpasar”.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT yang berjudul “Toko Hijau: Upaya Meningkatkan Kembali Nilai Livable City Kota Denpasar”.
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI ATAU PELAKSANA
pkmgt-dwipratiwi-tokohijau-lolosdikti
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
TOKO HIJAU: UPAYA MENINGKATKAN KEMBALI NILAI LIVABLE CITY DI KOTA DENPASAR
BIDANG KEGIATAN :
PKM - GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh :
Dwi Pratiwi
|
1504205017
|
Teknik Arsitektur
|
Gde Handika Eka Putra
|
1504205018
|
Teknik Arsitektur
|
I Gusti Agung Ayu Chandra Devi
|
1504205010
|
Teknik Arsitektur
|
Ni Made Krisnha Aristya Dewi
|
1504205015
|
Teknik Arsitektur
|
Nyoman Laksmitasari Wulansani
|
1404205046
|
Teknik Arsitektur
|
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS
1. Judul Kegiatan : Toko Hijau: Upaya Meningkatkan
Kembali Nilai Livable City di Kota
Denpasar
2. Bidang Kegiatan : PKM-Gagasan Tertulis
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Dwi Pratiwi
b. NIM : 1504205017
c. Jurusan : Teknik Arsitektur
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Udayana
e. Alamat Rumah dan No.Tel./Hp : Jalan Mekar II Blok D2A,
Pemogan/087861143231
f. Alamat Email : dwipraa@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No. Tel./Hp :
Ketua Pelaksana Kegiatan
( DWI PRATIWI )
NIM : 1504205017
|
Menyetujui
Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan
(Ir. I Nyoman Budiastra, Mkes.MT)
NIP. 19671231 199303 1 015
|
Dosen Pendamping
(…………………………………….)
NIDN
|
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
(Dr. I Nyoman Suyatna, SH, MH.)
NIP. 19590923 198601 1 001
|
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
RINGKASAN v
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………1
1.2 Tujuan……………………………………………………………………….2
1.3 Manfaat……………………………………………………………………...2
BAB 2. GAGASAN 3
2.1 Kondisi Terkini (Masalah yang Terjadi)…………............…………………3
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan dalam Mewujudkan Kota Denpasar yang Livable………………………………………………………………………4
2.3 Toko Hijau…………………………………………………………………..5
2.3.1 Penggunaan Panel Surya pada Atap Bangunan……………………….5
2.3.2 Dinding Penyekat Antar Toko Terbuat dari Bambu…………………..5
2.3.3 Ventilasi Silang……………………………………………………….5
2.3.4 Pengunaan Dinding Kaca dengan Insulasi Pada Bagian Depan dan Belakang Bangunan…………………………………………………...6
2.3.5 Balkon yang Menyambung dari Toko Satu ke Toko Lainnya pada Bangunan Toko yang Terdiri dari Beberapa Lantai…………………..6
2.3.6 Taman Horizontal pada Non Build Up Area (NBUA)………………..6
2.3.7 Taman Vertikal pada Dinding Toko…………………………………..6
2.3.8 Penggunaan Paving Grass Block dan Resapan Biopori………………6
2.4 Pihak-Pihak yang Dapat Mewujudkan……………………………………...7
2.4.1 Pemerintah Kota Denpasar………………………………………….7
2.4.2 Arsitek……………………………………………………………….8
2.4.3 Kontraktor…………………………………………………………...8
2.4.4 Pengembang Pertokoan……………………………………………..8
2.4.5 Masyarakat Kota Denpasar………………………………………….8
2.5 Langkah-Langkah Strategis…………………………………………………8
BAB 3. KESIMPULAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 11
DAFTAR GAMBAR
2.6 Toko non ekologis di Kota Denpasar……………………………………...3
2.7 Sekat antar ruang toko terbuat dari bambu..………………………………5
2.8 Konsep Toko Hijau………………………………………………………..7
RINGKASAN
Kota layak huni atau Livable City adalah dimana masyarakat dapat hidup dengan nyaman dan tenang dalam suatu kota. Menurut Hahlweg (1997), kota yang layak huni adalah kota yang dapat menampung seluruh kegiatan masyarakat kota dan aman bagi seluruh masyarakat. Dalam mewujudkan konsep Livable City harus didukung dengan sustainable city, agar perencanaan ruang kota dapat terwujud sesuai rencana. Dalam konteks keberlanjutan adalah kemampuan untuk mempertahankan kualitas hidup yang dibutuhkan oleh masyarakat kota saat ini maupun masa depan.
Kota Denpasar sebagai kota metro saat ini sedang marak oleh pembangunan pusat-pusat bisnis baru, baik dalam skala besar maupun kecil yang membuat suhu udara kota meningkat sehingga tingkat kenyamanan kota menurun. Salah satu pusat perdagangan yang tumbuh bak cendawan di musim hujan ialah toko/pertokoan, yang berdiri hampir di setiap bagian kota, bahkan sampai ke tepian jalan-jalan lingkungan selebar tiga meteran di daerah permukiman. Namun, lebih dari sekadar mencapai tujuan ekonomi, perlu pula dicermati dampak berdirinya struktur beton tersebut terhadap kualitas lingkungan kota, baik secara sosial psikologis maupun fisik-ekologis. Kondisi yang sangat tidak menguntungkan seperti ini sebenarnya dapat diminimalkan jika saja setiap toko yang dibangun mengacu kepada konsep green building atau arsitektur hijau. Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Konsep Toko Hijau ini berupa pemaksimalan fungsi bangunan dalam beberapa aspek, yaitu: efisiensi desain struktur, efisiensi energi, efisiensi air, efisiensi material, pengelolaan bahan dan limbah.
Konsep “Toko Hijau” yang di tawarkan antaralain penggunaan panel surya pada atap bangunan toko, penggunaan bahan bamboo sebagai sekat antar toko, adanya ventilasi silang, penggunaan dinding kaca pada bagian depan dan belakang toko, adanya balkon yang sambung menyambung antara toko, taman horizontal pada NBUA , taman vertikal pada fasad bangunan, serta penggunaan paving grass block dan resapan biopori. Dengan adanya “Toko Hijau” di sepanjang jalan kota maka diharapkan dapat mengubah wajah kota menjadi lebih hijau, bebas polusi, sejuk serta dapat mengatasi masalah banjir di saat hujan. Sehingga masyarakat kota kembali nyaman tinggal di Kota Denpasar. Selain itu “Toko Hijau” diharapkan dapat menambah ruang terbuka hijau di Denpasar seiring dengan perkembangan perekonomian dan rural urban Kota Denpasar.
Dalam mewujudkan konsep “Toko Hijau” ini diperlukan kerjasama dari semua pihak antara lain pemerintah, arsitek, kontraktor, pengembang, dan masyarakat sebagai konsumen. Dengan suksesnya penerapan konsep “Toko Hijau” ini diharapkan dapat meningkatkan nilai livable city Kota Denpasar.
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang
Kota merupakan tempat terjadinya pola aktivitas masyarakat mulai dari sosial, ekonomi, budaya dan politik yang memancing terjadinya urbanisasi. Di satu sisi, hadirnya kaum pendatang di suatu kota dapat menggerakkan sektor ekonomi. Namun, di sisi lain pertambahan penduduk kota yang semakin cepat akan berujung pada tingkat intensitas aktifitas warga kota yang semakin intensif, sehingga memberikan tekanan yang semakin besar terhadap ruang dan pemenuhan kebutuhan berbagai macam infrastruktur dan fasilitas perkotaan. Akibatnya, tingkat kenyamanan kota pun menurun. Dari permasalah kota tersebut, maka masyarakat kota membutuhkan kota yang layak huni untuk mereka atau disebut Livable City.
“A Livable City is a city where I can have a healthy life and where I have the chance for easy mobility – by foot, by bicycle, by public transportation, and even by car where there is no other choice…The Livable City is a city for all people.”
Kota layak huni atau Livable City adalah dimana masyarakat dapat hidup dengan nyaman dan tenang dalam suatu kota. Menurut Hahlweg (1997), kota yang layak huni adalah kota yang dapat menampung seluruh kegiatan masyarakat kota dan aman bagi seluruh masyarakat. Dalam mewujudkan konsep Livable City harus didukung dengan sustainable city, agar perencanaan ruang kota dapat terwujud sesuai rencana. Dalam konteks keberlanjutan adalah kemampuan untuk mempertahankan kualitas hidup yang dibutuhkan oleh masyarakat kota saat ini maupun masa depan.
Untuk mengetahui persepsi warga kota mengenai tingkat kenyamanan kota-kota besar di Indonesia maka Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) melakukan penelitian Indonesia Most Livable City Index (MLCI). Indeks ini dihasilkan dengan dengan pendekatan : ”Snapshot, Simple and Actual” yang dilakukan di 15 kota besar di Indonesia. Kriteria indikator yang digunakan IAP dalam melakukan penelitian ini adalah terdiri dari 26 indikator yang dikelompokkan ke dalam 9 kriteria utama, yaitu aspek tata ruang (tata kota, RTH), aspek lingkungan (kebersihan, polusi), aspek transportasi (jalan, angkutan), aspek fasilitas kesehatan, aspek fasilitas pendidikan, aspek infrastruktur – utilitas (listrik, air, telekomunikasi), aspek ekonomi (lapangan kerja, lokasi kerja), aspek keamanan, aspek sosial (kebudayaan, interaksi warga).
Berdasarkan hasil penelitian MLCI tahun 2011 yang dilakukan oleh IAP tersebut, Kota Denpasar berada di posisi kedua sebagai kota ternyaman setelah Kota Yogjakarta dengan nilai indeks rata-rata sebesar 63,63%. Denpasar meraih nilai diatas rata-rata pada setiap aspek kecuali aspek lingkungan yang hanya mendapatkan nilai sebesar 28%. Hal ini menunjukkan lingkungan di Kota Denpasar masih sangat jauh dari kata nyaman.
Kemudian berdasarkan hasil penelitian MLCI pada tahun 2014, Kota Denpasar tidak masuk kedalam 10 besar Most Livable City di Indonesia. Hal ini menunjukan nilai livable Kota Denpasar semakin menurun dan Kota Denpasar dapat di katakana tidak nyaman lagi. Penurunan nilai liavable city Kota Denpasar juga di dukung dengan semakin banyaknya keluhan-keluhan warga kota yang tersalurkan melalui website Kota Denpasar. Fenomena tersebut terjadi karena rural urban yang terjadi dalam perkembangan Kota Denpasar sebagai kota metro yang mengesampingkan aspek ekologis.
Isu perubahan pemanfaatan guna lahan dengan peruntukan perumahan yang terus bertambah cenderung mengakibatkan terjadinya urban sprawl yang tidak terkendali. Selain itu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk sehingga kebutuhan akan infrastruktur pun meningkat, kurangnya dukungan sistem transportasi dalam mengatasi pertumbuhan aktivitas; pelanggaran yang tidak terkendali di sekitar area hijau, sungai, dan garis pantai; menurunnya kualitas pelayanan utilitas (air bersih, limbah padat, limbah cair, dan pembuangan); serta kurang terintegrasinya struktur dan pola pemanfaatan ruang kota Denpasar, menyebabkan tuntutan beban ekologis yang disandang oleh Kota Denpasar semakin bertambah.
Bertitik tolak pada permasalahan tersebut penulis memberikan sebuah gagasan yaitu diwajibkannya pembuatan “Toko Hijau” berdasarkan konsep green building yang di bangun di pinggir jalan-jalan kota sebagai salah satu solusi alternative dalam upaya mengurangi beban ekologis yang dirasakan Kota Denpasar dan meningkatkan kembali nilai livable Kota Denpasar.
1.5 Tujuan
Tujuan dari PKM ini untuk memberikan gagasan dalam hal perbaikan lingkungan Kota Denpasar menjadi lingkungan kota yang lebih ekologis. Dengan diwajibkannya pembuatan “Toko Hijau” di Kota Denpasar dapat mengurangi masalah-masalah lingkungan yang terjadi di Kota Denpasar terutama polusi, banjir, dan ketersediaan air bersih. Sehingga masyarakat Kota Denpasar merasa nyaman tinggal, menetap, dan beraktivitas di Kota Denpasar demi kemajuan bersama.
1.6 Manfaat
Adapun manfaat dari PKM ini yaitu memberikan gagasan kepada pemerintah dan masyarakat Kota Denpasar akan pentingnya memelihara lingkungan tempat tinggal kita. Karena fragmentasi penataan ruang perkotaan yang berwawasan lingkungan menyiratkan adanya struktur perekonomian yang kuat, lingkungan yang serasi, tingkat sosial yang relatif setara penuh keadilan, kadar peranserta masyarakat yang tinggi, serta konservasi energi yang terkendali dengan baik. Sehingga memberikan motivasi kepada pemerintah dan masyarakat Kota Denpasar agar lebih serius menangani masalah lingkungan di Kota Denpasar terutama masalah polusi, banjir, dan penyediaan air bersih.
BAB 2.
GAGASAN
2.9 Kondisi Terkini (Masalah yang Terjadi)
Kota Denpasar sebagai kota metro saat ini sedang marak oleh pembangunan pusat-pusat bisnis baru, baik dalam skala besar maupun kecil yang membuat suhu udara kota meningkat. Salah satu pusat perdagangan yang tumbuh bak cendawan di musim hujan ialah toko/pertokoan, yang berdiri hampir di setiap bagian kota, bahkan sampai ke tepian jalan-jalan lingkungan selebar tiga meteran di daerah permukiman. Namun, lebih dari sekadar mencapai tujuan ekonomi, perlu pula dicermati dampak berdirinya struktur beton tersebut terhadap kualitas lingkungan kota, baik secara sosial psikologis maupun fisik-ekologis. Permisalannya, sebongkah saja batu diletakkan di tengah suatu padang rumput dapat mengubah kualitas iklim mikro di tempat tersebut, dapat dibayangkan perubahan lingkungan yang terjadi jika struktur beton bak "batu raksasa" sejenis toko ditempatkan di lahan yang sebelumnya merupakan bangunan dengan koefisien dasar bangunan (KDB) relatif lebih kecil, atau bahkan dibangun di atas ruang terbuka hijau. Hal ini jelas akan mengakibatkan meningkatnya suhu udara dengan bertambahnya bidang pemantul panas dari dinding beton dan jendela kaca serta berkurangnya penghijauan dan menurunnya volume air bawah tanah. Akibatnya pada musim kemarau masyarakat akan kesulitan mendapatkan air bersih, sedangkan pada musim hujan, hujan sedikit saja telah menyebabkan banjir.
Gambar 2.1 Toko non ekologis di Kota Denpasar
Kompleks toko di sepanjang jalan Teuku Umar Barat, misalnya. Seluruh lahan terbuka antara wajah bangunan dan jalan raya ditutup dengan perkerasan tanpa pohon peneduh. Padahal, jika ditanya kepada masyarakat tempat mana yang disukai untuk memarkir kendaraannya, hampir dipastikan semuanya akan lebih memilih area yang teduh. Alangkah naif-jika tidak dapat dikatakan kejam-jika ruang kota semakin tidak dapat memberi pilihan seperti itu bagi warganya. Selain itu masyarakat juga telah menyampaikan keluhan mereka kepada petugas DKP setempat untuk melakukan penanaman pohon di sepanjang jalan tersebut mengingat suhu udara yang semakin meningkat namun belum ada perubahan.
Kondisi yang sangat tidak menguntungkan seperti ini sebenarnya dapat diminimalkan jika saja setiap toko yang dibangun mengacu kepada konsep bangunan hijau atau green building. Makna green atau hijau dalam konteks ini memang bukan semata tentang tampilan fisik yang hijau. Melainkan lebih pada dampak terhadap lingkungan alam dan perbaikan kualitas lingkungan.
2.10 Solusi yang Pernah Ditawarkan dalam Mewujudkan Kota Denpasar yang Livable
Untuk mewujudkan Kota Denpasar yang nyaman bagi warga kotanya, pemerintah Kota Denpasar telah melakukan beberapa usaha antara lain: menyediakan 26 Puskesmas pembantu sehingga seluruh warga dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang disediakan; menyediakan angkutan umum seperti angkot dalam kota, Bus Trans Sarbagita, dan jalan Tol Bali Mandara sehingga dapat mengurangi kemacetan; memperbaiki ruang publik seperti taman kota, lapangan renon, lapangan puputan, menetapkan KDB sebesar 60% untuk bangunan perdagangan di pinggir jalan sehingga dapat menambah ruang terbuka hijau, tersedianya lahan parkir dan menambah daerah resapan namun banyak masyarakat yang menutup NBUA (Non Build Up Area) tersebut dengan perkerasan. Dalam menghadapi krisi lisktrik pemerintah melakukan pemadaman bergilir sehingga semua wilayah mendapat pasokan listrik, melaksanakan Car Free Day dan lomba kebersihan antar kelurahan, menambah jumlah truk pengangkut sampah; serta mempercayai PDAM sebagai perusahaan penyedia air bersir meskipun masih banyak warga yang belum mendapat air bersih sehingga membuat sumur bor sendiri yang menyebabkan volume air bawah tanah menurun.
2.11 Toko Hijau
Desain Toko memiliki beberapa aspek negatif seiring perkembangannya, antara lain akses kedalam biasanya hanya melalui satu pintu (biasanya besar dan berat), system pencahayaan yang kurang efektif, serta masalah drainase (aliran air buangan) juga merupakan masalah yang sering ditimbulkan toko karena faktor ekonomi selalu diutamakan daripada faktor lingkungan. Selain itu, pembangunan toko banyak menyita ruang terbuka hijau. Pada sisi lain asap kendaraan bermotor dan asap pabrik kian meningkat. Akibatnya warga kota kesulitan mendapatkan udara yang bersih dan segar.
Kondisi yang sangat tidak menguntungkan seperti ini sebenarnya dapat diminimalkan jika saja setiap toko yang dibangun mengacu kepada konsep green building atau arsitektur hijau. Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Untuk pemahaman dasar arsitektur hijau yang berkelanjutan, meliputi di antaranya lansekap, interior, dan segi arsitekturnya menjadi satu kesatuan. Selain itu, arsitektur hijau diterapkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air dan pemakaian bahan-bahan yang mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan dan lingkungan. Konsep Toko Hijau ini berupa pemaksimalan fungsi bangunan dalam beberapa aspek, yaitu: efisiensi desain struktur, efisiensi energi, efisiensi air, efisiensi material, pengelolaan bahan dan limbah. Untuk mewujudkan hal tersebut penulis menyarankan beberapa hal yang harus diterapkan pada “Toko Hijau” anatara lain:
2.3.9 Penggunaan Panel Surya pada Atap Bangunan
Pada konsep bangunan hijau sering di anjurkan untuk membuat roof garden pada bangunan, hal tersebut berarti atap bangunan di buat datar. Konsep tersebut tidak cocok dengan konsep Arsitektur Bali (bangunan harus memiliki kaki, badan dan kepala) mengingat konsep ini akan di terapkan di Kota Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi Bali. Untuk itu penulis menyarankan penggunaan panel surya pada sisi miring atap bangunan. Panel surya memiliki keunggulan sendiri, yang mana dapat digunakan untuk membantu memberikan energi yang berkelanjutan bagi bangunan tertentu. Dengan demikian, teknologi panel surya pada gilirannya juga dapat membantu mengurangi tagihan listrik secara keseluruhan. Apalagi Bali sedang mengalami krisis energy listrik.
2.3.10 Dinding Penyekat Antar Toko Terbuat dari Bambu
Dinding bata setebal 15 cm dengan cepat mengalirkan panas ini ke dalam bangunan, sehingga meningkatkan kebutuhan AC (air conditioning) yang boros energi. Untuk menghemat penggunaan bata tersebut, penulis menyarankan mengganti bata dengan bambu. Dinding bamboo dibuat bersela sehingga selain menghemat penggunaan bata, dinding bambu ini akan berguna sebagai sirkulasi udara antar toko sehingga dapat menghemat penggunaan AC. Selain itu bambu merupakan bahan yang berasal dari alam dan mudah untuk ditanam kembali (tidak memerlukan waktu lama) serta banyak terdapat di Bali.
Gambar 2.2 Sekat antar ruang toko terbuat dari bambu
2.3.11 Ventilasi Silang
Ventilasi silang memungkinkan udara mengalir dari dalam ke luar dan sebaliknya, tanpa harus mengendap terlebih dahulu, di dalam ruangan. Udara yang masuk dari satu jendela, akan langsung dialirkan keluar oleh jendela yang ada di hadapannya, dan berganti dengan udara baru, begitu seterusnya. Dengan begitu, tanpa AC pun ruangan tetap terasa sejuk.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ukuran jendela atau bukaan, yang harus seimbang dengan ukuran ruangan. Ruangan berukuran besar sudah tentu membutuhkan bukaan yang besar pula. Tak hanya membuat aliran udara membaik, bukaan besar juga memasukkan banyak cahaya matahari. Ruangan pun menjadi sehat dan terang, tanpa perlu menyalakan lampu di siang hari.
2.3.12 Pengunaan Dinding Kaca dengan Insulasi Pada Bagian Depan dan Belakang Bangunan
Penggunaan dinding kaca ini bertujuan untuk memungkinkan adanya cahaya masuk ke dalam ruang toko serta dapat memperlihatkan apa saja yang di julan di dalam toko (toko pakaian misalnya). Pengunaan kaca juga dapat menambah keindahan bangunan. Selain itu kaca juga bahan yang sangat baik sebagai isolasi termal dan konservasi energi. Kaca merupakan konduktor yang buruk sehingga menghemat energi AC pada bangunan.
2.3.13 Balkon yang Menyambung dari Toko Satu ke Toko Lainnya pada Bangunan Toko yang Terdiri dari Beberapa Lantai
Balkon yang menyambung dari ruko satu ke ruko lainnya (arcade) pada ruko kolonial merupakan tempat pejalan kaki yang nyaman serta secara fisik memberi manfaat sebagai ruang transisi yang menghindarkan fasad bangunan diterpa sinar matahari secara langsung. Selain itu balkon juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat meletakan tanaman sehingga mampu menyaring udara yang akan masuk ke dalam toko.
2.3.14 Taman Horizontal pada Non Build Up Area (NBUA)
Dalam hal ini pemerintah pun telah memberikan imbauan kepada masayarakat untuk menggunakan lahan sisa sebagai tempat parkir dan penghijauan di pinggir jalan kota namun, masyarakat masih mengabaikan.
Penulis memberi gagasan untuk taman horizontal ini yaitu menggunakan pohon sebagai pembatas antara lahan parkir toko yang satau dengan yang lainnya sehingga dapat menghemat biaya pembuatan dinding pembatas dan menyediakan lahan parkir yang teduh bagi pengunjung dan sirkulasi udara yang baik bagi pengguna jalan.
2.3.15 Taman Vertikal pada Dinding Toko
Lanskap vertikal dilakukan dengan mengintegrasikan tanaman pada bangunan, menempatkannya baik pada fasad maupun atap bangunan. Secara individual, konsep ini telah ditunjukkan sebagian masyarakat dengan membawa pot tanaman di area balkon.
2.3.16 Penggunaan Paving Grass Block dan Resapan Biopori
Penggunaan plesteran beton atau aspal untuk pengerasan pada areal parkir public membawa dampak buruk terhadap lingkungan. aspaln dan beton tidak dapat menyerap air sehingga lama kelamaan air bersih akan sulir di dapat, apalagi kebanyakan masyarakat Kota Denpasar menggunakan sumur bor sendiri sebagai sumber air bersih. Sehingga diperlukannya paving grass block dan resapan biopori untuk menyerap air di saat hujan sehingga jalanan Kota Denpasar dapat bebas dari banjir. Selain itu penggunaan grass block dapat membuat area parkir yang luas tetap terlihat hijau. Bahan pembuatnya memiliki daya serap yang cukup tinggi sehingga lebih tahan terhadap perubahan cuaca. Sehingga tidak mudah keropos seperti beton dan perbaikanya pun mudah. Bagian yang rusak tersebut hanya tinggal diangkat dan diganti dengan yang baru tanpa harus mengganti keseluruhan area.
Dengan adanya “Toko Hijau” di sepanjang jalan kota maka diharapkan dapat mengubah wajah kota menjadi lebih hijau, bebas polusi, sejuk serta dapat mengatasi masalah banjir di saat hujan. Sehingga masyarakat kota kembali nyaman tinggal di Kota Denpasar. Selain itu “Toko Hijau” diharapkan dapat menambah ruang terbuka hijau di Denpasar seiring dengan perkembangan perekonomian dan rural urban Kota Denpasar.
Gambar 2.3 Konsep Toko Hijau
2.12 Pihak-Pihak yang Dapat Mewujudkan
Dalam mewujudkan konsep “Toko Hijau” ini diperlukan kerjasama dari semua pihak, baik itu pemerintah dan masyarakat. Pihak-pihak yang dapat mewujudkan konsep tersebut antara lain:
2.4.6 Pemerintah Kota Denpasar
Pemerintah kota sebagai pembuat kebijakan implementasi dengan difasilitasi oleh Kementrian Pekerjaan Umum (Departemen PU) yang berwenang meningkatkan pemanfaatan sumber daya pembangunan pertokoan serta mengembangkan dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian dan pengembangan teknologi maupun sumber daya dan kearifan lokal. Dibutakannya peraturan daerah yang mewajibkan penerapan konsep “Toko Hijau” bagi setiap toko yang akan dibangun di pinggir jalan Kota Denpasar serta memberlakukan sanksi yang tegas bagi yang melanggar peraturan tersebut.
2.4.7 Arsitek
Arsitek berperan dalam membuat desain toko melalui desain toko-toko yang ada beserta fasilitas penunjangnya. Desain yang dibuat sesuai gagasan yang ditawarkan dengan memperhatikan aspek estetika yang peduli lingkungan atau green architecture.
2.4.8 Kontraktor
Kontraktor merupakan pihak yang berperan dalam pengkonstruksian toko sesuai gagasan ditawarkan. Sebagai pelaksana konstruksi harus memperhatikan pemilihan material ramah lingkungan yang ditetapkan dan metode konstruksi yang tidak menimbulkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
2.4.9 Pengembang Pertokoan
Developer berperan sebagai pihak yang dapat membantu dalam memasarkan produk toko ini kepada masyarakat sebagai calon konsumen sehingga gagasan dapat diterapkan secara nyata. Model toko yang ditawarkan memang lebih mahal karena teknologi yang digunakan canggih tetapi jangka waktu pemakaian lebih panjang dari model toko biasanya.
2.4.10 Masyarakat Kota Denpasar
Masyarakat selaku konsumen dan target pemasaran toko serta pelaku dalam penerapan konsep-konsep gagasan yang ditawarkan. Masyarakat yang bijak akan memilih toko dengan konsep yang ditawarkan. Keunggulan kenyamanan tanpa melupakan kepedulian lingkungan merupakan alasan yang tepat untuk memilih perumahan ini.
2.13 Langkah-Langkah Strategis
2.5.1 Dibuatnya dan ditetapkannya peraturan daerah tentang diwajibkannya “Toko Hijau” di pinggir jalan kota oleh pemerintah Kota Denpasar
2.5.2 Realisasi “Toko Hijau” melalui tahap perencanaan desain, pelaksanaan konstruksi desain, dan pengoperasian.
2.5.3 Sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya konsep “Toko Hijau” dalam mewujudkan Kota Denpasar yang nyaman
2.5.4 Perawatan dan riset lebih lanjut terhadap dampak lingkungan yang terjadi setelah adanya “Toko Hijau”.
BAB. 3
KESIMPULAN
Dalam perkembangan Kota Denpasar sebagai kota urban membuat perubahan wajah Kota Denpasar yang semakin buruk. Berkurangnya lahan terbuka hijau serta makin banyaknya pembangunan pusat bisnis baru seperti pertokoan membuat Kota Denpasar semakin panas, polusi yang tidak dapat dihindari, banjir disaat musim hujan serta berkurangnya ketersediaan air bersih bagi masyarakat. Olehkarenaitu diperlukannya sebuah konsep untuk mengubah wajah Kota Denpasar kembali hijau tanpa menurunkan nilai aspek perekonomian, yaitu konsep “Toko Hijau”.
Desain Toko memiliki beberapa aspek negatif seiring perkembangannya, antara lain akses kedalam biasanya hanya melalui satu pintu (biasanya besar dan berat), system pencahayaan yang kurang efektif, serta masalah drainase (aliran air buangan) juga merupakan masalah yang sering ditimbulkan toko karena faktor ekonomi selalu diutamakan daripada faktor lingkungan. Selain itu, pembangunan toko banyak menyita ruang terbuka hijau. Pada sisi lain asap kendaraan bermotor dan asap pabrik kian meningkat. Akibatnya warga kota kesulitan mendapatkan udara yang bersih dan segar.
Kondisi yang sangat tidak menguntungkan seperti ini sebenarnya dapat diminimalkan jika saja setiap toko yang dibangun mengacu kepada konsep green building atau arsitektur hijau. Arsitektur hijau ini berupa pemaksimalan fungsi bangunan dalam beberapa aspek, yaitu: efisiensi desain struktur, efisiensi energi, efisiensi air, efisiensi material, pengelolaan bahan dan limbah.
Konsep “Toko Hijau” yang di tawarkan antaralain penggunaan panel surya pada atap bangunan toko, penggunaan bahan bamboo sebagai sekat antar toko, adanya ventilasi silang, penggunaan dinding kaca pada bagian depan dan belakang toko, adanya balkon yang sambung menyambung antara toko, taman horizontal pada NBUA , taman vertikal pada fasad bangunan, serta penggunaan paving grass block dan resapan biopori. Dengan adanya “Toko Hijau” di sepanjang jalan kota maka diharapkan dapat mengubah wajah kota menjadi lebih hijau, bebas polusi, sejuk serta dapat mengatasi masalah banjir di saat hujan. Sehingga masyarakat kota kembali nyaman tinggal di Kota Denpasar. Selain itu “Toko Hijau” diharapkan dapat menambah ruang terbuka hijau di Denpasar seiring dengan perkembangan perekonomian dan rural urban Kota Denpasar.
Dalam mewujudkan konsep “Toko Hijau” ini diperlukan kerjasama dari semua pihak antara lain pemerintah, arsitek, kontraktor, pengembang, dan masyarakat sebagai konsumen. Dengan suksesnya penerapan konsep “Toko Hijau” ini diharapkan dapat meningkatkan nilai livable city Kota Denpasar.
DAFTAR PUSTAKA
Branch, Melville C, 1995 : Perencanaan Kota Kompresif. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Douglass, Mike.2002. From global intercity competition to cooperation for livable cities and economic resilience in Pacific Asia. Environment and Urbanization 2002 14:53.
Evans, Peter. 2002. Livable Cities? The Politics of Urban Livelihood and Sustainability.University of California Press, Berkeley.
Hahlweg, D. 1997. “The City as a Family” In Lennard, S. H., S von Ungern Sternberg, H.
McCarthy, Mark. 2002. Urban Development And Health Inequalities. Scand J Public Health 2002 30: 59.
Salzano, E. 1997. “Seven Aims for the Livable City” in Lennard, S. H., S von Ungern-Sternberg, H. L. Lennard, eds. Making Cities Livable. International Making Cities Livable Conferences. California, USA: Gondolier Press
Santoso, Eko Budi. 2010. Strategi Pengembangan Perkotaan Di Wilayah Gerbangkertosusilo Berdasarkan Pendekatan Daya Saing Wilayah
Palej, A. 2000. “Architecture for, by and with Children: A Way to Teach Livable City”
Paper presented at the International Making Cities Livable Conference, Vienna,
Austria, 2000.
Wheeler, Stephen M . 2004. Planning For Sustainability, Creating Livable, Equitable, And
Ecological Communities. New York. Routledge.
Ervianto, W.I. 2010. Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Haryoso, Budi.2010.Teknik Pemanen Air Hujan (Rain Water Harvesting) sebagai Alternatif upaya Penyelamatn Sumberdaya Air di Wilayah DKI Jakarta.Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca.Vol.11 No-2.(Online, wxmod.bppt.go.id, diakses 25 Maret 2015) http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/, (Online, diakses 25 Maret 2015).
Karyono,Tri Harso.2010.Green Architecture Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonnesia.Jakarta:Rajawali Pers.
LAMPIRAN 1.
BIODATA KETUA, ANGGOTA, DAN DOSEN PEMBIMBING
1.1 Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1.
|
Nama Lengkap (dengan gelar)
|
DWI PRATIWI
|
2.
|
Jenis Kelamin
|
PEREMPUAN
|
3.
|
Program Studi
|
TEKNIK ARSITEKTUR
|
4.
|
NIM
|
1504205017
|
5.
|
Tempat, Tanggal Lahir
|
DENPASAR, 1 NOVEMBER 1996
|
6.
|
Email
| |
7.
|
No. Telepon/Hp
|
087861143231
|
B. Riwayat Pendidikan
SD
|
SMP
|
SMA
| |
Nama Institusi
|
SD NEGERI 6 SESETAN
|
SMP NEGERI 6 DENPASAR
|
SMA NEGERI 5 DENPASAR
|
Jurusan
|
REGULER
|
REGULER
|
IPA-REGULER
|
Tahun Masuk-Lulus
|
2002-2009
|
2009-2012
|
2012-2015
|
C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )
-
D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya
-
Denpasar, 27 April 2016
Pengusul,
( DWI PRATIWI )
NIM : 1504205017
|
1.2 Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1.
|
Nama Lengkap (dengan gelar)
|
GDE HANDIKA EKA PUTRA
|
2.
|
Jenis Kelamin
|
LAKI-LAKI
|
3.
|
Program Studi
|
TEKNIK ARSITEKTUR
|
4.
|
NIM
|
1504205018
|
5.
|
Tempat, Tanggal Lahir
|
DENPASAR, 2 FEBRUARI 1997
|
6.
|
Email
|
handikaputra49@yahoo.com
|
7.
|
No. Telepon/Hp
|
B. Riwayat Pendidikan
SD
|
SMP
|
SMA
| |
Nama Institusi
|
SD SARASWATI 6 DENPASAR
|
SMP NEGERI 3 DENPASAR
|
SMA NEGERI 3 DENPASAR
|
Jurusan
|
REGULER
|
REGULER
|
IPA-REGULER
|
Tahun Masuk-Lulus
|
2002-2009
|
2009-2012
|
2012-2015
|
C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )
-
D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya
-
Denpasar, 27 April 2016
Pengusul,
( GDE HANDIKA EKA PUTRA)
NIM : 1504205018
|
1.3 Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1.
|
Nama Lengkap (dengan gelar)
|
I GUSTI AGUNG AYU CHANDRA DEVI
|
2.
|
Jenis Kelamin
|
PEREMPUAN
|
3.
|
Program Studi
|
TEKNIK ARSITEKTUR
|
4.
|
NIM
|
1504205010
|
5.
|
Tempat, Tanggal Lahir
|
KLUNGKUNG, 27 APRIL 1997
|
6.
|
Email
|
gungdevi19@gmail.com
|
7.
|
No. Telepon/Hp
|
-
|
B. Riwayat Pendidikan
SD
|
SMP
|
SMA
| |
Nama Institusi
|
SD NEGERI 1 TAKMUNG
|
SMP NEGERI 1 SEMARAPURA
|
SMA NEGERI 1 SEMARAPURA
|
Jurusan
|
REGULER
|
REGULER
|
IPA-REGULER
|
Tahun Masuk-Lulus
|
2002-2009
|
2009-2012
|
2012-2015
|
C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )
-
D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya
-
Denpasar, 27 April 2016
Pengusul,
(I GUSTI AGUNG AYU CHANDRA DEVI)
NIM : 1504205010
|
1.4 Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1.
|
Nama Lengkap (dengan gelar)
|
NI MADE KRISNHA ARISTYA DEWI
|
2.
|
Jenis Kelamin
|
PEREMPUAN
|
3.
|
Program Studi
|
TEKNIK ARSITEKTUR
|
4.
|
NIM
|
1504205015
|
5.
|
Tempat, Tanggal Lahir
|
DENPASAR, 27 NOVEMBER 1996
|
6.
|
Email
|
adikrisnha@yahoo.com
|
7.
|
No. Telepon/Hp
|
085737815935
|
B. Riwayat Pendidikan
SD
|
SMP
|
SMA
| |
Nama Institusi
|
SD TEGAL JAYA
|
SMP NEGERI 1 KUTA UTARA
|
SMA NEGERI 1 KUTA UTARA
|
Jurusan
|
REGULER
|
REGULER
|
REGULER-IPA
|
Tahun Masuk-Lulus
|
2002-2009
|
2009-2012
|
2012-2015
|
C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )
-
D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya
-
Denpasar, 27 April 2016
Pengusul,
(NI MADE KRISNHA ARISTYA DEWI)
NIM : 1504205015
|
1.5 Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1.
|
Nama Lengkap (dengan gelar)
|
NYOMAN LAKSMITASARI WULANSANI
|
2.
|
Jenis Kelamin
|
PEREMPUAN
|
3.
|
Program Studi
|
TEKNIK ARSITEKTUR
|
4.
|
NIM
|
1404205046
|
5.
|
Tempat, Tanggal Lahir
|
DENPASAR, 6 JULI 1996
|
6.
|
Email
|
wulansani_mita@yahoo.co.id
|
7.
|
No. Telepon/Hp
|
082144015844
|
B. Riwayat Pendidikan
SD
|
SMP
|
SMA
| |
Nama Institusi
|
SD NEGERI 8 DAUH PURI, DENPASAR
|
SMP NEGERI 2 DENPASAR
|
SMA NEGERI 5 DENPASAR
|
Jurusan
|
REGULER
|
REGULER
|
REGULER-IPA
|
Tahun Masuk-Lulus
|
2001-2008
|
2008-2011
|
2011-2014
|
C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )
D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya
No.
|
Jenis Penghargaan
|
Institusi Pemberi Penghargaan
|
Tahun
|
1
|
JUARA 3 LOMBA MURAL
|
KISARA
|
2013
|
Denpasar, 27 April 2016
Pengusul,
(NYOMAN LAKSMITASARI WULANSANI)
NIM : 1404205046
|
1.6 Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1.
|
Nama Lengkap (dengan gelar)
|
Ni Ketut Agusintadewi, ST., MT., PhD.
| |
2.
|
Jenis Kelamin
|
Perempuan
| |
3.
|
Program Studi
|
Arsitektur
| |
4.
|
NIP/NIDN
|
19710823 199702 2 001/0023087104
| |
5.
|
Tempat dan Tanggal Lahir
|
Raba Bima, 23 Agustus 1971
| |
6.
|
Nomor Telepon/HP
|
081236028860
| |
7.
|
Alamat e-mail
|
B. Riwayat Pendidikan
Program
|
S-1
|
S-2
|
S-3
|
Pendidikan
Non Gelar |
Nama Perguruan Tinggi
|
Universitas Udayana, Bali
|
Institut Teknologi Bandung,
Jawa Barat |
University of Newcastle upon Tyne, United Kingdom
|
Unesco-IHE Delft, the Netherlands (International Short Courses)
|
Tahun Masuk
|
1990
|
1998
|
2010
|
2007
|
Tahun Lulus
|
1996
|
2000
|
2015
|
2007
|
C. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No.
|
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
|
Judul Artikel Ilmiah
|
Waktu dan Tempat
|
1.
|
Seminar Perencanaan dan Pelestarian Lingkungan Binaan, Program Studi Magister Arsitektur, Universitas Udayana
|
Tradisi meruang masyarakat tradisional Sasak Sade di Lombok Tengah
|
Gedung Pascasarjana Universitas Udayana,
22 Desember 2015 |
2.
|
The International Conference of the Euroseas Panel 60 Southeast Asian Cities: Expressions of modernity in their relation to local heritages
|
Continuity and change inexpressive space of the traditional Balinese house in
Denpasar
|
The School of Social and Political Sciences, the Technical University of Lisboa, Lisbon, Portugal,
2-5 Juli 2013 |
3.
|
The International Conference of the Southeast Asian Cities: How do architectural and urban expressions of modernity relate to heritage
|
Housing transformation: a reflection of cultural investment. Lessons from Bali, Indonesia
|
The Architecture School of Paris-Belleville, Paris, France, 12-14 Juni 2013
|
4.
|
The Postgraduate Poster Conference:Knowledge Crossroads
|
Tracing the changes over time: a Spatio-temporal Order of Low-cost Housing in Bali.
|
The Great North Museum: Hancock, Newcastle upon Tyne, United Kingdom,
16 May 2013 |
5.
|
The Culture, Community, and Architecture Workshop (CCAW):
Architecture and Community
|
Housing adjustment: change domestic spaces in low-cost housing in Denpasar, Bali
|
The School of Law, University of Southampton, United Kingdom, 6 September 2012
|
6.
|
The Mini-Conference of Postgraduate Research
|
Housing transformation phenomenon: a spatio-temporal perspective in Bali
|
School of Archicteture, Planning, and Landscape, University of Newcastle upon Tyne, 16 June 2011
|
7.
|
The Annual Postgraduate Conference: the Rabbit Holes of Your Knowledges
|
Compromise the limited spaces: change domestic spaces in low-cost housing in Denpasar, Bali
|
Faculty of Humanities and Social Sciences, University of Newcastle upon Tyne,
19 Mei 2011 |
D. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 Tahun Terakhir
(dari Pemerintah, Asosiasi, atau Institusi Lainnya)
(dari Pemerintah, Asosiasi, atau Institusi Lainnya)
No.
|
Jenis Penghargaan
|
Institusi Pemberi Penghargaan
|
Tahun
|
1.
|
Studentships for the Full-time PhD at the School of Architecture, Planning, and Landscape, Newcastle University, United Kingdom
|
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
|
2010-2014
|
2.
|
The Netherlands Fellowships Programme (NFP) on International Short Courses in Unesco-IHE Delft, the Netherlands
|
Nuffic, the Netherlands
|
2007
|
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT yang berjudul Toko Hijau: Upaya Meningkatkan Kembali Nilai Livable City Kota Denpasar.
Denpasar, 27 April 2016
Pembimbing
Ni Ketut Agusintadewi, ST., MT., PhD.
NIDN 0023087104
LAMPIRAN 2.
SUSUNAN ORGANISASI TIM KEGIATAN
DAN PEMBAGIAN TUGAS
No.
|
Nama / NIM
|
Program Studi
|
Bidang Ilmu
|
Alokasi Waktu (Jam / Minggu)
|
Uraian Tugas
|
1.
|
Dwi Pratiwi /1504205017
|
Teknik Arsitektur
|
-
|
21Jam / Minggu
|
Mengakomodasi
anggota tim dalam
proses penyusunan
PKM, mengusulkan konsep
|
2.
|
Gde Handika Eka Putra/ 1504205018
|
Teknik Arsitektur
|
-
|
21Jam / Minggu
|
Mencari data
literature dan
mendesain gambar
|
3.
|
I Gusti Agung Ayu Chandra Devi / 1504205010
|
Teknik Arsitektur
|
-
|
21Jam / Minggu
|
Menganalisa
kesalahan-kesalahan
dalam tata penulisan
PKM
|
4.
|
Ni Made Krisnha Aristya Dewi / 1504205015
|
Teknik Arsitektur
|
-
|
21Jam / Minggu
|
Mencari data
literarur,
Menganalisa
kesalahan-kesalahan
dalam tata penulisan
PKM
|
5.
|
Nyoman Laksmitasari Wulansani / 1404205046
|
Teknik Arsitektur
|
-
|
21Jam / Minggu
|
Mengolah data hasil literatur
|
LAMPIRAN 3.
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dwi Pratiwi
NIM : 1504205017
Program Studi : Teknik Arsitektur
Fakultas : Teknik
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-GT saya dengan judul :
“Toko Hijau: Upaya Meningkatkan Kembali Nilai Livable City Kota Denpasar”
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2016 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
|
Mengetahui,
Pembantu Rektor / Ketua Bidang Kemahasiswaan
(………………………………….)
NIP / NIK
|
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
(Dr. I Nyoman Suyatna, SH, MH.)
NIP. 19590923 198601 1 001
|
Denpasar, 27 April 2016
Yang Menyatakan,
(DWI PRATIWI)
NIM : 1504205017
|